Manuver agresif Enea Bastianini pada Jorge Martin di lap terakhir, yang membawanya meraih kemenangan, telah memicu perdebatan di paddock MotoGP. Beberapa pembalap merasa tindakan Bastianini berada di luar batas, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari balapan klasik yang penuh ketegangan. Perdebatan ini pun memicu diskusi panas tentang batasan antara agresivitas dan keamanan dalam balap motor.
Jorge Martin, yang menjadi korban manuver tersebut, menanggapi dengan skeptis terhadap keputusan Race Direction yang tidak memberikan penalti kepada Bastianini. Ia menyatakan bahwa kini lebih jelas apa yang dianggap boleh dan tidak boleh dalam balapan.
"Untuk saat ini, saya pikir kami lebih paham tentang pandangan Race Direction untuk ke depannya. Jadi, saya rasa jika saya harus melakukan hal yang sama lain kali, semoga tidak ada konsekuensi," ungkap Martin.
Pendapat lain datang dari Marc Marquez, yang berpendapat bahwa Bastianini seharusnya dihukum dengan penurunan satu posisi karena tidak mampu menjaga motornya tetap berada di lintasan. "Enea tidak bisa menjaga motornya tetap di dalam lintasan, jadi menurut saya, seharusnya turun satu posisi. Namun, Race Direction yang memutuskan," kata Marquez, pembalap Gresini Racing MotoGP™.
Di sisi lain, Francesco Bagnaia melihat situasi tersebut sebagai bagian dari balapan normal. Bagnaia mengungkapkan bahwa tidak ada yang berbeda dengan apa yang pernah dilakukan Martin sebelumnya. "Saya pikir itu hanya sebuah aksi menyalip dalam balapan. Tidak ada yang berbeda dibandingkan apa yang Jorge lakukan di masa lalu, seperti dengan saya musim lalu, di Qatar dan India. Menurut saya itu normal," ujar Bagnaia.
Namun, Luca Marini dari Repsol Honda Team memiliki pandangan berbeda. Ia menegaskan bahwa jika seorang pembalap mendorong lawannya keluar dari lintasan, maka itu tidak bisa dianggap sebagai manuver yang sah. "Jika kamu mendorong pembalap lain keluar dari lintasan dan tidak bisa menyelesaikan tikungan dengan baik, maka itu salah," katanya. Marini juga menekankan bahwa ia mengharapkan konsistensi dalam keputusan Race Direction. "Jika Martin melakukan hal yang sama di Indonesia, saya berharap perlakuan yang sama - seperti halnya untuk Martin, Pecco, saya, semua orang. Hanya itu."
Perdebatan ini memecah pandangan di paddock. Sebagian berpendapat bahwa manuver tersebut adalah bagian dari balapan yang kompetitif, sementara yang lain merasa bahwa tindakan seperti ini bisa membahayakan keselamatan pembalap. Keputusan Race Direction untuk tidak memberikan penalti memunculkan pertanyaan tentang bagaimana aturan diterapkan dalam situasi balapan yang ketat.